Sejarah

Berawal dari Sidokarie

Pada tanggal 31 Januari 1859 berdasarkan keputusan Charles Ferdinand Pahud yang menjabat sejak 1856 sd 1861 sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 9 /1859 Staatsblad van Nederlandsch Indie No. 6.a Regentschap (Kabupaten) Surabaya dipecah menjadi 2, yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokarie dipimpin oleh seorang Bupati.

Kabupaten Sidokarie terdiri dari 6 Kawedanan (distrik) :

  1. Djenggolo I Kawedanan Gedangan;
  2. Djenggolo II Kawedanan Sidoarjo;
  3. Djenggolo III Kawedanan Krian;
  4. Djenggolo IV Kawedanan Taman;
  5. Rawa Pulo I Kawedanan Porong;
  6. Rawa Pulo II Kawedanan Bulang

Bupati pertama Sidokare adalah RT. Notopuro bergelar  TJOKRONEGORO I,  putra Bupati Surabaya dan bertempat tinggal di Pandean. Pada masa pemerintahan beliau masjid ABROR di Pekauman direnovasi.

Berdasarkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 10 / 1859 tanggal 28 Mei 1859 Staatsblad van Nederlandsch Indie No. 32 nama Kabupaten Sidokarie diganti dengan nama Kabupaten Sidho-Ardjo (sekarang Sidoarjo). Tahun 1862 Bupati Tjokronegoro I memindahkan rumah Kabupaten dari kampung Pandean ke kampung Pucang (Wates). Disini beliau mendirikan Masjid Jami’ dan disebelah barat masjid dijadikan Pesarean Pendem. Ketika beliau wafat tahun 1863, jasad beliau disemayamkan dipesarean tersebut.

Pada masa penjajahan, Sidoarjo menjadi salah satu daerah yang diperebutkan oleh Belanda maupun Jepang. Periode 8 Maret 1942 hingga 15 Agustus 1945 Daerah Delta Brantas berada dibawah Kekuasaan Militer Jepang, sebagaimana halnya daerah-daerah di Indonesia lainnya. Selama masa pendudukan Jepang ini Bupati Sidoarjo tetap dijabat oleh Bupati Raden Tumenggung Soejadi

Pada 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu, didaerah-daerah mulai dibentuk badan atau perkumpulan yang bersifat Nasional. Pada saat itu yang berkuasa didaerah Delta Berantas adalah Kaigun (tentara laut Jepang). Badan – badan atau perkumpulan yang bersifat Nasional mulai dibentuk dengan nama BKR dan PTKR. Pada permulaan Maret 1946 Belanda kembali ke daerah kita. Pada waktu menduduki Gedangan Pemerintah memandang perlu untuk memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten Sidoarjo ke Porong.

Pada tanggal 24 Desember 1946 Belanda menyerang Kota Sidoarjo. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dipindahkan lagi ke daerah Jombang . Sesudah Negara Jawa Timur dibentuk daerah Delta Berantas ini masuk daerah Negara Boneka tersebut. Mulai saat itu Sidoarjo berada dibawah pemerintahan Recomba yang berjalan hingga tahun 1949.

Bupati Sidoarjo dari masa ke masa

NoNamaPeriode
1TJOKRONEGORO I1859 - 1863
2TJOKORONEGORO II1863 - 1882
3RP. SUMODIREJO1882
4
RT. PANJI TJONDRO WINOTO1882 - 1883
5RA. ADIPATI TJONDRO NEGORO I1883 - 1906
6RA. ADIPATI ARIO TJONDRONEGORO II1907 - 1924
7RTA. SUMODIPOETRO1926 - 1932
8RT. SOEJADI1933 - 1949
9K. Ng. SOEBAKTI POESPANOTO 1949
10R. SUHARTO 1949
11R. SURIADI KERTOSUPROJO1950 - 1958
12H.A. CHEDORI AMIR1958 - 1959
13R.H. SAMADIKOEN1959 - 1964
14KOL. POL. H.R. SOEDARSONO1965 - 1975
15KOL. POL. H. SOEWANDI 1975 - 1985
16KOL. Art. SOEGONDO1985 - 1990
17KOL. Inf. EDHI SANYOTO 1990 - 1995
18 KOL. Inf. H. SOEDJITO1995 - 2000
19Drs. H. WIN HENDRARSO, M.Si2000 - 2010
20H. SAIFUL ILAH, S.H., M.Hum 2010 - 2020
21H. AHMAD MUHDLOR ALI, S. IP2021 - 2024
Skip to content